Tafakkur

﴿ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴾

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran:191)

Allah SWT telah menyuruh kepada hambaNya untuk senantiasa mengevaluasi diri dan mentadabburi ayat-ayatNya atau dalam etimologi syariah lebih sering disebut dengan tafakkur. Baik ayat qauliyah (Al quran) maupun ayat kauniyah (semesta alam), seperti yang sudah disebutkan dalam ayat di atas. Begitupun atas nikmat-nikmatNya yang telah diberikan kepada kita secara cuma-cuma, Abdullah bin Umar pernah berkata: “Bertafakkurlah kalian atas nikmat-nikmat Allah yang telah ia berikan, dan janganlah kalian bertafakkur atas Dzat Allah itu sendiri.”

Para ulama pun sangat mengajurkan kepada kita untuk senantiasa bertafakkur, karena tafakkur itu sendiri adalah ibadah menurut pandangan para ulama. Berkata seorang sahabat nabi; Abu Darda RA, tentang keutamaan bertafakkur: “Bertafakkur beberapa saat lebih baik daripada engkau mendirikan shalat malam”.

Dan dengan bertafakkur seorang hamba bisa lebih mengenal dirinya dan memperbaikinya sehingga ia menjadi hamba yang lebih baik lagi di hadapan Allah SWT.

Begitupun jika seorang hamba sedang mendapati dirinya tenggelam dalam kubangan dosa, maka sesungguhnya bertafakkur adalah langkah awal dalam mengubah dirinya. Berkata Bisyr Al Hafi: ”Jikalau seseorang bertafakkur tentang keagungan Allah SWT maka ia tidak akan bermaksiat kepadaNya”.

Bertafakkur juga tidak mesti dengan berdiam diri dalam gelap dan duduk seorang diri, meskipun itu juga salah satu dari cara bertafakkur, tetapi orang-orang shalih juga bertafakkur dengan melihat kepada indahnya ciptaan Allah SWT. Bahkan itulah salah satu fungsi alam semesta yang telah Allah ciptakan, selain untuk kita manfaatkan secara materiil dan kita nikmati keindahannya, tetapi juga agar kita dapat bertafakkur dengannya.
Berkata Yusuf bin Asbath: ”Sesungguhnya dunia tidak diciptakan semata-mata untuk dipandangi, tetapi ia diciptakan agar kita bisa merenung dengannya untuk kehidupan akhirat kita kelak”.

MR Akbar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *